apa itu cita-cita

Setiap orang pasti punya cita-cita waktu kecil, "kamu cita-citanya mau jadi apa?" biasanya orang tua yang menanyakan seperti itu, pasti jawaban si anak standart lah ya Presiden, Dokter, Tentara, Guru, Polisi, atau salah satu orang tuanya seorang Jaksa atau Pengacara, anak tersebut bisa saja bericita-cita ingin menjadi seperti orang tuanya ya gak masalah karena role model anak itu orang tua. lalu apa cita-citaku waktu kecil? haha jujur aku nggak inget, tapi aku inget banget pas kecil jago nyanyi. Suaraku waktu kecil bagus loh, penyanyi favorit aku dijaman itu adalah Sherina, dengan lagu-lagu yang ciamik banget kan ya skill menyanyiku pun berkembang sebelum mulai les vocal, aku sering banget lomba mau itu di tingkat RT, RW bahkan antar sekolah, karena orangnya pemalu banget untuk ngakuin atau percaya diri aku bisa nyanyi tuh butuh keberanian jadi kalau lagi lomba nyanyi terus ada temen tuh suka jadi down 😂 dan sekarang suaraku gimana? "jelek" IYA suaraku gak sebagus dulu, aku sadar setelah sedewasa ini bahwa aku ternyata mudah puas. aku pikir ketika mempunyai bakat, bakat ini bisa kubawa hingga akhir hayat tapi apapun yang tidak diasah akan tumpul, apapun yang tidak dipergunakan akan lupa seperti bahasa contohnya ketika fasih berbahasa inggris yang diperoleh dari hasil kursus jika jarang dipakai pasti akan lupa maka dari itu harus tetap dilatih atau dipergunakan, begitupun ilmu harus tetap ditimba karena seiring dengan berjalannya waku apapun yang tidak dipergunakan akan hilang. Makanya kata orang belajar itu tidak mengenal usia karena dengan terpaan jaman yang semakin canggih kita harus tetap belajar.

Sebenarnya aku mau meng-highlight bahwa aku tuh mudah puas ketika mempunyai bakat menyanyi dan sempitnya pemikiran bahwa hanya aku yang bisa menyanyi padahal di luar sana banyak banget orang yang bisa nyanyi. namanya bakat harus tetap dilatih tapi aku stop dengan aktivitas itu, orang tuapun tidak memaksa aku untuk tetap les bernyanyi ya ashasil begini. yang aku sesalkan adalah setelah aku setua ini, aku menyadari kemampuan menyanyiku hanya 40 persen dan munculah pemikiran bahwa kita yang dewasa harus mengingatkan kepada anak atau adik kita yang bakatnya belum 100 persen untuk mengasah kemampuannya lagi hingga 100%. Karena yang aku rasakan adalah ketika ingin mengambil pekerjaan tarik suara dengan suara yang pas banget ini tuh susah banget karena dibilang bisa nyanyi ya aku sekedar bisa, kalau dibilang gak bisa nyanyi ya aku bisa loh. 

ini jadi pembelajaran banget buat aku untuk sounding anakku, bukan untuk menjadi sandwich generation uuhh jangan sampai haha tapi aku push dia untuk bakatnya kelak. dia boleh punya banyak skill tapi dia gak boleh jalanin itu dengan setengah-setengah, setidaknya dia tau ilmunya gak sekedar tau dari cover saja. 

apakah ada yang relate? tapi buatku ini sedih banget ketika orang lain bisa diandalkan dengan kemampuan mereka yang sebenarnya kita juga bisa tapi kita udah nolak duluan karena merasa gak mampu dan tidak percaya diri, bukan tidak mau mencoba karena memang sudah tidak capable di skill itu. tapi hati tuh teriak "woy aku juga bisa" tapi kenyataanya gak bisa. 


Komentar